Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RC Hadiri Kopdar KL Terkait Optimalisasi Industri Pariwisata

Beberapa komunitas di Lumajang mengadakan Kopdar di salah satu Cafe di Lumajang pada Rabu, (10/10) untuk membahas perkembangan wisata di lumajang yang belum tergarap secara baik dan belum menyentuh beberapa pelaku ditingkat akar rumput yang bersentuhan langsung dengan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Momen Kopdar atau tatap muka secara langsung antar komunitas ini merupakan hal yang istimewa, karena harus menyita waktu meninggalkan rutinitas kerja dan kesibukan lain hanya untuk sekedar bertemu dan berbincang dari hati tentang Lumajang

Pariwisata Lumajang sudah saatnya menjadi sebuah Industri yang mempu mengankat perekonomian dan menjadi salah satu cara dalam mengentaskan pengangguran karena potensi wisata alam dan kultur budaya yang layak untuk dijual.

Beberapa tempat wisata yang sudah lazim kita dengar seperti Mendaki Gunung Semeru sebagai salah satu gunung tertinggi di pulau jawa, Ranu Kumbolo, B29 dan tempat wisata lainnya , bahkan air terjun Tumpak Sewu yang saat ini menjadi pembicaraan hangat di Negeri Belanda.

Beberapa Komunitas yang berkumpul diantaranya Unus Senyawa dari Randuagung Community (RC), Ahmad Khori dari Komunitas Asli Lumajang (AL), Arif Rahman dari Komunitas Jatiroto Kenangan (JK), Fawaid dari Kimnambi, Rio Bahtiar dari Komunitas ALumajang Bali Bersatu (LBB), Wawan dari Komunitas Lumajang Hits Bali (LHB) dan Ahmad Santoso dari Penggerak Persatuan Bali Lumajang beberapa sahabat yang lain.

Latar belakang masalah yang diungkapkan pada rangkaian Kopdar tersebut adalah “Kenapa Bali menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan pariwisata Lumajang?

Menjawab dari rumusan masalah tersebut adalah karena banyaknya warga Lumajang yang berprofesi sebagai pramuwisata di Pulau Bali, bahkan sebagian sudah ada yang menetap dan ber KTP Bali akan tetapi rasa cinta terhadap Lumajang sebagai tanah kelahiran tetap tumbuh dan menjadi semangat untuk mempromosikan lumajang sebagai salah satu destinasi wisata.

Sebut saja Ahmad Santoso yang berkelahiran di Kecamatan Jatiroto dan saat ini sudah menetap di Jl. Tohjaya 9A Ubung Kaja Denpasar juga turut menghadiri acara Kopdar karena kecintaannya terhadap Lumajang.

Ahmad Santoso juga berperan aktif dalam pemulangan jenazah warga Kecamatan Rowokangkung Lumajang yang meninggal dunia akibat kecelakaan beberapa waktu yang lalu.

Jika dimanfaatkan dengan baik potensi pramuwisata asal Lumajang di Bali dapat didorong menjadi media penyampai informasi dan dijadikan sebagai salah satu jalan masuk wisatawan asing menuju Lumajang.

Pramuwisata Lumajang yang berada di Bali juga sangat mengenal betul karakter wisatawan dari berbagai asal negara, semisal karakter wisatwan Autralia dan wisatwan Jepang sangatlah berbeda.

Karena jika cara promosi tidak mengenal karakter wisatawan maka sangatlah sulit kunjungan ke Lumajang akan berhasil dan dapat meningkat.

Tentunya semangat komunitas penggerak wisata yang bersentuhan langsung dengan wisatawan ini merupakan potensi yang perlu didorong dengan Kebijakan Pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur pariwisata dan didukung oleh stake holder kepariwisataan seperti Pengusaha Hotel, Home Stay, Travel dan Restorans.

Langkah kongkrit yang dicapai adalah pengakuan secara legalitas formal organisasi perlu ditata untuk meningkatkan kepercayaan (trush) publik sebagai media resmi dalam peningkatan Industri Pariwasata Lumajang.

Selanjutnya adalah coneksi yang cepat dan tertata anatara pramuwisata dengan stake holder kepariwisataan sehingga terjalin kerjasama yang menguntungkan sebagai salah satu upaya pembangunan ekonomi pariwisata yang berkelanjutan (sustainable).

Harapan terhadap dukungan kebijakan pemerintah selain percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata juga dalam bentuk dukungan pengadaan media center yang diletakkan di tempat strategis di Pulau Bali dan akan digunakan sebagai kantor komunitas pegiat pariwisata asal lumajang dan juga dimanfaatkan sebagai tempat promosi wisata Lumajang serta layanan paket wisata Pesona alam dan Budaya, Kuliner, Handy Craft, dan oleh-oleh lumajang.