Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SAKTI!

 


Sukar rasanya saat ini kita dan generasi setelah kita untuk senantiasa merenungi pancasila dan memahami arti mendalam dari Pancasila. Penulis disini bukan orang yang ingin menunjukkan bahwa penulis adalah orang yang paling mengerti Pancasila atau Pancasilais.

Tulisan ini berdasar dari hasil pengamatan penulis mengenai banyaknya fenomena atau kejadian di Zaman ini orang yang masih harus melihat catatan, buku atau Gawai dalam melafalkan Pancasila, kenyataan ini berbeda dengan Generasi terdahulu yang mampu melafalkan sekaligus mengamalkan walau harus di "bhes-bhes" terlebih dahulu oleh Guru di sekolah. Parahnya lagi saat ini bisa kita jumpai terdapat kasus banyaknya orang yang tidak hafal dan kesusahan dalam menyimpulkan Arti Pancasila.

Pancasila yang menjadi dasar Negara dan perekat kesatuan antar bangsa, antar penduduk pulau satu dengan pulau lain, antar suku A, B, C hingga Z. Pancasila adalah sendi terpenting dalam berdiri serta berjalannya kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Sudah seharusnya Nilai dan Moral Pancasila terngiang di isi kepala dan hati Warga Negara Indonesia. Ini merupakan tugas kita bersama untuk selalu mengkampanyekan Pancasila kepada seluruh kalangan dan khususnya bagi para Generasi penerus bangsa.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bisa menjadi pelajaran dan cambukan bagi kita semua, bahwa Diksi Kesaktian bukan suatu Ilmu Kebal, ilmu hidup abadi dan ilmu-ilmu lainnya.

Melainkan bagaimana usaha demi usaha untuk melalui jalan panjang mempertahankan Persatuan dan Kesatuan walau ribuan rintangan ada di depan mata.
Sebagai Dasar Negara Pancasila adalah sebenar-benarnya dasar dalam berbangsa dan bernegara, pun demikian Nilai Moral dari Pancasila tidak bertentangan dengan Agama manapun yang ada di negeri ini, khususnya 6 Agama Resmi baik dari Islam, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Berkaca pada sejarah yang terdahulu dalam mempertahankan Pemerintahan yang Sah dan mempertahankan Pancasila sebagai tonggak utama pondasi Negara segala macam kesulitan perekonomian, korban jiwa yang berguguran dan masih banyak lagi dampak negatif yang terjadi kala itu akibat nafsu gila demi kepentingan kelompok atau organisasi.

Segala bentuk pemberontakan hancur! Dengan Rahmat dan Izin Tuhan Yang Maha Esa. Pancasila masih tetap gagah mengepakkan sayapnya menjaga setiap jengkal demi jengkal Tanah Air ini.

Beberapa Peristiwa yang mengancam kehancuran dan keruntuhan indonesia serta pembinasaan Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Peristiwa PKI Madiun

Terjadi pada 18 September 1948, peristiwa ini merupakan suatu pemberontakan yang terjadi di bawah pimpinan Moeso. Moeso yang baru kembali dari Moskow rupanya membawa aliran kiri dan berusaha untuk merebut kendali kota Madiun.

Pemberontakan yang dilakukannya dalam rangka untuk memproklamasikan “Sovyet Republik Indonesia”. Beruntung, pemberontakan ini dapat ditumpas oleh pasukan Tentara Nasional Indonesia.
Korban tewas 1.920 jiwa, sedangkan korban tidak diketahui terbunuh mencapai puluhan ribu jiwa.

2. Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/ Tentara Islam
Indonesia) pusat pemberontakannya ada di Jawa Barat. Kartosoewirjo merupaka Teman Soekarno saat masih berguru pada Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Menurut catatan Holk H.Dengel , jumlah korban tewas (termasuk penduduk sipil) hingga Agustus 1962 secara resmi disebut mencapai angka 22.895 jiwa dan belasan ribu rumah musnah.

3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Gerakan RMS ini diproklamasikan pada 25 April 1950, Dr. Chris Soumokil mengklaim sebagai presidennya. Tujuan utama gerakan RMS adalah mendirikan negara merdeka dengan pemerintahan sendiri yang berdaulat. RMS ditumpas oleh Tentara RI dan Soumokil sebagai pemimpinnta ditangkap di Seram pada 2 Desember 1962.


4. Pemberontakan APRA

Gerakan pemberontakan ini dipimpin oleh Raymond Pierre Westerling yang merupakan tokoh militer Belanda. APRA merupakan kepanjangan dari Angkatan Perang Ratu Adil yang berdasar dari mitologi ramalan Jayabaya, yang berarti seorang pemimpin hendak bertindak adil dan bijaksana bagi rakyatnya. Pemicu gerakan ini adalah akan diakhirinya periode RIS (Republik Indonesia Serikat). 

Penggiat RMS masih ada sampai saat ini di Belanda, mereka adalah Anak keturunan Indonesia yang menjadi Warga Negara Belanda dan tentunya mereka adalah Orang yang Pro terhadap Belanda.


5. Pemberontakan PRRI/Permesta

Pada 15 Februari 1958 diproklamasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan Perdana Menteri Syafrudin Prawiranegara. Proklamasi PRRI ini kemudian didukung oleh Resimen di Sumatera Barat, Tapanuli, dan Sulawesi Utara.

Karena kurang kuatnya dukungan internasional, pemberontakan PRRI /Permesta dapat ditumpas. Pemerintah memberikan amnesti dan abolisi kepada mereka yang menyerahkan diri sebelum 5 Oktober 1961.


6. Peristiwa G30S PKI
G30S PKI adalah singkatan dari Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia, Soekarno menyebut ini dengan GESTOK (Gerakan Satu Oktober) sedangkan Soeharto menyebut dengan GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh) dan akhirnya dirubah menjadi Peristiwa G30S PKI, adalah kejadian pemberontokan paling parah di Indonesia yang dilakukan oleh kaum kiri, hingga kini kenangan pahit ini masih tersisa bagi para pelaku sejarah khususnya dari Generasi yang ada pada saat itu. Enam Jenderal dan Satu Perwira Pertama, putri Jenderal Besar Abdul Haris Nasution yang bernama Ade Irma Suryani gugur dalam Tragedi ini.

Dampak dari Tragedi G30S PKI tepatnya pada tahun 1965-1966 terjadi peristiwa Pembersihan yang mengerikan, membuat rakyat selau dihantui rasa ketakutan akibat adanya Teror penculikan dan pembunuhan. Jumlaj keseluruhan korban menurut berbagai lembaga pada saat itu korban jiwa mencapai kurang lebih 500.000 Jiwa, selain itu korban yang belum ditemukan juga banyak sekali.

Mereka yang menjadi korban kebanyakan adalah mereka yang hanya di "Cap" sebagai Komunis,  walau sebenarnya mereka sama sekali tidak tahu secara mendalam tentang Komunis, sebagian besar dari mereka hanyalah Orang yang pernah dibantu dan diundang dalam acara Partai Komunis dan mereka yang hanya ikut kampanye saat akan ada pemilihan umum. Tanpa melalui prosedur hukum yang sah dan tanpa adanya Ketetapan Hukum mereka dieksekusi secara sadis.

Salah satu mekanisme Pembersihan yang masyhur adalah dengan cara target dijemput atau ditangkap saat diluar rumah dan dibawa entah kemana, hingga akhirnya dieksekusi di tempat yang tidak diketahui banyak orang semisal di Hutan dan di Jurang, mayatnya tidak dikubur dengan layak hanya ditimbun layaknya bangkai Hewan yang tidak ada Artinya.


7. Tirai kebusukan Negeri Paman Sam Terbuka
Ini masih tentang peristiwa nomor 6. Kedutaan Besar Amerika Serikat menyediakan Daftar Orang Komunis kepada itu...tuh..si anu itu....mendadak lupa hehe, coba cari sendiri fakta ini, nanti kalau anda sudah tau minta tolong  jek lebele ka oreng. 

Untuk apa ikut campur? Amerika Serikat bertujuan untuk menyebarkan Paham Liberalis dan Kapitalismenya, karena memang saat itu sedang terjadi Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Hingga nanti akhirnya Uni Soviet Hancur dan kemenangan jatuh ke Tangan Negeri Paman Sam. 
Perlu diketahui Indonesia sejak dulu sudah dilirik oleh AS, apalagi kedekatan antara D.N Aidit dengan Ir. Soekarno yang menjadi Presiden saat itu sangat akrab, puncaknya pada tahun 1959 Bung Karno mencetuskan NASAKOM (Nasionalisme, Agama, Komunisme) pada masa Demokrasi terpimpin, tak ayal tindakan ini membuat Gedung Putih Ketar-ketir.

Satu cerita nyata ini juga akan membuat anda tau Paman Sam dari dulu memang suka cawe-cawe.
Pada masa pemberontakan Permesta berkobar, terdapat sebuah Pesawat yang membom Kapal Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), membom pasar dan gereja menewaskan 6 Sipil dan 17 Militer Tewas. Singkat cerita pesawat itupun ditembak jatuh hingga terungkaplah bahwa pilot pesawat terbut adalah Allan Lawrence Pope seorang Agen CIA yang menyamar dalam Tugas Rahasia, berkat kejadian itulah penemuan petugas berwajib menemukan Dokumen-dokumen CIA dalam kantong pakaiannya.

Ingin tau lebih jauh? Bisa anda baca di Buku "Bung Karno Menggugat" karya Dr. Baskara T. Wardaya, SJ.

Masih banyak yang belum di tulis dalam artikel ini, namun yang telah disebutkan diatas ini adalah peristiwa-peristiwa Masyhur yang menunjukkan Jalan ekstrim yang harus di tempuh bangsa ini dalam menyingkirkan benalu-benalu dari sayap sang garuda, membersihkan noda kotor putih bendera, dan membinasakan lintah penghisap darah dari Merahnya bendera.

Yuk Sobat bersama kita belajar memahami dan mengamalkan nilai moral Pancasila, karena hal ini penting untuk bekal berbangsa dan bernagara untuk ikut mewujudkan Indonesia yang Makmur, sejahtera, dan berdaulat.

Bung Karno pernah berkata "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak melupakan sejarahnya. Jangan sekali-kali melupakan sejarah "JAS MERAH".


Post a Comment for "SAKTI!"